Senin, 08 Desember 2014

nata de coco

NATA DE COCO

NATA DE COCO
  1. Risalah / Latar Belakang
    Salah satu potensi unggulan Sumedang adalah kelapa. Pemanfaatan air kelapa yang belum maksimal mendorong pemilik usaha ini untuk mengolah air kelapa menjadi sesuatu yang menghasilkan. Sebelumnya air kelapa hanya dibuang, tetapi air kelapa tersebut mengalami proses menjadi nata de coco yang diminati masyarakat sekitar. Bahkan produk ini mempunyai pangsa pasar hingga perusahaan besar.
  2. Kegunaan Produk
    Sebagai makanan Pencuci mulut (desert)
  3. Manfaat dan Sisa Hasil Usaha
    a. Menampung limbah air kelapa dengan harga yang lebih baik
    b. Menyerap tenaga kerja baik langsung ataupun tidak langsung
    c. Tidak ada hasil nata de coco yang terbuang
     
    1. Bahan Baku Produk
      Bahan baku pembuatan nata de coco adalah air kelapa kualitas baik. Air kelapa diperoleh dari wilayah Sumedang.
    2. Bahan Pendukung lainnya
      a. Gula pasir 2,5 kg
      b. Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 400 mili liter
      c. Urea 25 g
      d. Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat
      e. Kap gelas (ukuran aqua gelas)
      f. Alumunium foil satu gulung
      g. Sendok plastik
       
  4. Peralatan yang digunakan
    a. Kompor
    b. Panci untuk merebus media/air kelapa
    c. Gelas ukur besar 1 liter dan 250 mililiter
    d. Pengaduk
    e. Pisau pengiris nata
    f. Plastik kemasan 1/2 kg
    g. Saringan air kelapa/ayakan tepung
    h. Nampan/wadah untuk fermentasi
    i. Kain putih/mori untuk penutup 3 m
    j. Tali pengikat/karet
    k. Ember/baskom perendam/pencuci
    l. Timbangan kue
    m. Sealing cup ukuran aqua gelas
     
  5. Permodalan
    Modal menggunakan modal sendiri, Fasilitas Pinjaman lunak dari Bank, dan Pinjaman dari BKM Mandiri.
  6. Pemasaran yang dilakukan
    Produk Nata de Coco dipasarkan di warung, toko mini market di daerah Sumedang, bahkan datang langsung membeli ke rumah. Tetapi sudah ada perusahaan nata de coco yang membeli nata de coco dalam bentuk lembaran.
  7. Pembinaan yang dilakukan
    Pembinaan dilakukan oleh DEPERINDAGKOP dan dari Dinas Kesehatan, sehingga produk nata de coco sudah mendapatkan standarisasi.
  8. Pembuat / Kontak Penyedia
    Diproduksi oleh Bapak Moh. Toha (081320727212), Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
  9. Sumber Informasi
    B2PTTG – LIPI Subang
  10. Alur Proses Produksi disertai gambar/foto/video
    Tahap 1: Persiapan Substrat
    Substrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco.


    Botol untuk membuat bibit Nata de Coco di sterilkan

    Air kelapa yang sudah direbus dimasukkan ke dalam botol yang selanjutnya berfungsi sebagai bibit
    Tahap 2 : Cara penyiapan
    Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut:
    1. Air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan.
    2. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa).
    3. Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15 menit).


    Tahap 3: Penyiapan Starter
    Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).
    Cara penyiapan starter adalah sebagai berikut:
    1. Substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml.
    2. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm (secara manual digojog setiap 2-4 jam).


    Botol berisi bibit Nata de Coco
    3. Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.
    Tahap 4: Fermentasi
    Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme.
    Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai berikut:
    1. Substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC.
    2. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm.
    3. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi.


    Nampan diisi air kelapa yang telah dimasak, kemudian dicampurkan bibit dari botol (setiap botol untuk 5 nampan)
    4. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar.
    5. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.

    Tahap 5: Proses Pengolahan Nata de Coco
    Nata de Coco yang dipanen pada umur 10-15 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.


    Setelah lembaran nata de Coco mengeras, dikeluarkan dari nampan (lembaran ini sudah dapat dijual). Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari.

    Kemudian diperas dengan alat pemeras lembaran Nata de Coco dan direbus secara berulang, sampai hilang rasa asam dan menjadi tawar.

    Lembaran Nata de Coco dipotong dengan alat pemotong (sesuai ukuran yang diinginkan), dapat dipotong secara manual atau dengan alat diatas.

    Setelah dipotong sesuai selera, kembali direbus selama 6-9 jam dengan campuran gula atau essence sesuai ukuran kemanisannya.
    Kenikmatan Nata de Coco ditentukan oleh cita rasa dan tekstur.
    Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut, yaitu:
    1. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan flavour yang diinginkan.
    2. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dimasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit.
    3. Nata de Coco didingankan dan siap untuk dikonsumsi.

    Tahap 6: Pengemasan
    Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Coco untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detai prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemamasan tersebut.
    Kemasan terhadap produk Nata de Coco memiliki tujuan, sebagai berikut:
    1. Mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak.
    2. Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
    3. Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
    4. Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.
    - Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan usuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan pasar bila pengemasan bertujuan untuk komersial.
    - Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar.
    - Untuk menghasilkan kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keawetan produk yang dihasilkan perlu diperhatikan, yaitu: Kemasan harus bersih atau steril.
    - Isi kemasan diusahakan penuh agar tidak ada udara tersisa dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak tumbuh.

    Proses pengemasan produk Nata de Coco dapat dilakukan sebagai berikut;
    1. Nata de Coco yang telah direbus dengan penambahan gula dan flavouring agent tertentu didinginkan hingga suhu 40 oC (suma-suam kuku).
    2. Produk tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan plastik atau cup secara aseptik untuk menghindari contaminan.
    3. Pengisian produk kedalam kemasan harus penuh agar tidak tersisa udara dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak bisa tumbuh.
    4. Kemasan selanjutnya ditutup dengan menggunakan sealer.
    5. Setelah pengemasan selesai produk dimasukkan dalam air dingin hingga produk menjadi dingan dan segera ditiriskan.

    Selanjutnya produk yang telah dikemas dan didistribusikan atau disimpan dalam penyimpan berpendingin agar tetap segar dan lebih awet.
  11. Rekomendasi terhadap kebutuhan TTG
    http://www.wanrintek.ristek.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar